Powered By Blogger

Sabtu, 15 November 2014

DIMENSI MUTU PELAYANAN

Pengertian Mutu

Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi, baik itu organisasi non pendidikan maupun organisasi pendidikan. Mutu sendiri mempunyai berbagai macam pengertian, seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut: Menurut Juran dalam M. N. Nasution (2001), mutu suatu produk adalah kecocokkan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Crosby dalam M. N. Nasution (2001) menyatakan bahwa mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi.

 

Pendapat lain menurut Stanley Sutrisno (2010:8) mutu adalah “kesesuaian antara produk atau jasa yang dihasilkan organisasi dengan persyaratan atau kriteria yang ditetapkan oleh pelanggan”. Sedangkan Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2008) mengartikan mutu sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan.

 

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud.

Dimensi Mutu

Mutu bisa diukur dengan beberapa dimensi, sehingga dengan dimensi ini bisa dianalisis apakah suatu produk itu bermutu ataukah tidak. Ada delapan dimensi mutu, seperti yang dinyatakan oleh Garvin dalam M. N. Nasution (2001) bahwa delapan dimensi mutu adalah sebagai berikut:

  1. Performa (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. 

  2.  Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembanganya. 

  3. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.

  4. Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 

  5. Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu. 

  6. Kemampuan pelayanan (Service ability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

  7. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. 

  8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri.

GANGGUAN KATUB JANTUNG


Mekanisme Perubahan Dan Penutupan Katup

 

Ciri aliran katup normal

·Searah

·Tidak dihalangi

Katup akan membuka bila tekanan dalam ruang yang terletak pada daerah proksimal dari katup lebih besar dari tekanan dalam ruangan dibalik katup.

 

Gangguan Fungsional Katup

 

1. Insufisiensi Valvular (Regurgitasi Valvular)

     Daun katup tidak dapat menutup sempurna/ rapat sehingga darah akan mengalir balik

2. Stenosis Valvular

     Daun katup tidak dapat membuka dengan sempurna karena mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan.

 

Lesi campuran     : Fungsi kedua katup terganggu

Lesi murni            : Terjadi sendiri/tidak bersamaan

 

Disfungsi katup akan menyebabkan kerja jantung meningkat sehingga mengakibatkan dilatasi ruang dan hipertropi otot sebagai mekanisme kompensasi jantung.

 

Patofisiologi

 

Kelainan katup dapat disebabkan oleh :

1. Demam reumatik

2. Endokarditis bakterialis

3. Ruptur muskulus papilaris karena aterosklerosis koroner

4. Kelainan kongenital seperti kelainan bentuk defak jaringan penyambung sejak lahir

 

Demam reumatik terjadi akibat faringitis oleh streptococcus b hemoliticus Grup A

Mekanisme yang mungkin pada demam reumatik adalah :

a. Respon hyperimun dan bersifat autoimun atau allergik

b. Efek langsung streptococcus atau racunnya

 


20  KIAT MEMOTIVASI DIRI

 


1.    Ciptakan Visi
   Sudahkah anda memikirkan akan menjadi apa 10 tahun yang akan datang?
2.    Jauhi foya-foya
   Bersenang-senang adalah hasil, bukan tujuan
3.    Gunakan perangkat yang tepat
   Anda sendiri yang tahu apa yang terbaik bagi diri anda.
4.    Kembangkan tujuan anda
   Memiliki tujuan membuat anda selalu termotivasi untuk mencapainya.
5.    Tetapkan Saat Kematian
   Buatlah orang-orang yang kita kasihi tersenyum, saat kita meninggalkannya.
6.    Berteman dengan teman-teman yang sukses
   Bergaul dengan teman yang sukses, akan memicu anda untuk menjadi seperti mereka.
7.    Dekati rasa takut
   Bila anda takut sesuatu hal buruk menimpa anda, anda akan termotivasi untuk mencegahnya sebelum terjadi.
8.    Membuat jadwal Comeback
   Tidak pernah ada orang sukses, yang tidak pernah mengalami kegagalan. Dan mereka selalu kembali bangkit lebih banyak dari jumlah kegagalannya.
9.    Welcome Mr. Trouble
   Selalu tertantang untuk mengalahkan kesulitan
10. Awali dengan rasa senang
   Mengerjakan sesuatu yang menyenangkan, membuat kita tidak merasakannya sebagai ?pekerjaan?.
11. Berlatih keras
   The best is never rest
12.  Membuka masa depan
   Right here and now. Tidak perlu berlelah-lelah hanya untuk bernostalgia.
13. Kembangkan permainan
   Jadilah sutradara
14.  Be Yourself
   Be Yourself! Be Yourself!
15.  Berangkat Perang!
   Jadilah pemenang!
16.  Ciptakan Perubahan.
   Buatlah titik. Untuk membuat sebuah garis, anda harus terlebih dulu membuat titik (Jaya Suprana).
17.  Do it Badly!
   Tidak harus selalu mengawali sesuatu dengan serius.
18.  Enjoy your working!
   Percaya bahwa semua masalah selalu ada jalan keluarnya.
19.  Bertanya dan bertanya!
   Tidakkah saya bisa mengerjakannya lebih baik daripada sekarang?
20.  Let the water flows
   Inilah awal dari garis yang anda buat. Kemana arahnya tergantung dari anda sendiri.










Jumat, 14 November 2014


Akhirnya Ary Ginanjar Akui Kekeliruan ESQ
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Di tengah gonjang-ganjing status “keabsanan” ESQ Ary Ginanjar setelah difatwa sesat oleh Mufti Malaysia, alhamdulillah, di Bekasi Jawa Barat terjadi dialog dari hati ke hati antara seorang alumnus training ESQ, Ustadz Farid Achmad Okbah MA dengan pendiri ESQ, Bapak Dr Ary Ginanjar Agustian. Dialog diadakan pada hari selasa 20 Juli 2010 pukul 18.30 - 20.00 WIB di Meeting Room Radio DAKTA Jl. KH. Agus Salim Bekasi.
Saya adalah salah satu saksi mata pertemuan antara Bapak Dr. Ary Ginanjar Agustian dengan Ustadz Farid Ahmad Oqbah, MA (Direktur Islamic Center Al-Islam Bekasi dan narasumber Kajian Aqidah Radio Dakta 107 FM Bekasi). Pertemuan ini terkait penjelasan atas beberapa koreksi Ustadz Farid terhadap ESQ yang dimuat di berbagai media, antara lain voa-islam.com (baca: Nasihat Alumnus ESQ untuk Ary Ginanjar Agustian).
Ustadz Farid Okbah berani mengoreksi beberapa ajaran ESQ Ary Ginanjar, karena beliau telah mengikuti pelatihan ESQ tahun 2006 silam. Ust Farid sendiri adalah alumni ESQ ke-46.
Dalam pertemuan itu sangat jelas dan terang Bapak Ary Ginanjar menerima semua koreksi Ustadz Farid dan berjanji akan memperbaiki kekeliruan-kekeliruannya. Di samping memang Pak Ary sendiri sangat kooperatif, terbuka dan jujur menerima semua masukan Ustadz Farid. Perlu dicatat bahwa hampir semua nasihat dan koreksi Ustadz Farid sama persis dengan Fatwa Ulama Persekutuan Malasyia yang menyesatkan ajaran ESQ. Dan itu tidak dibantah sedikit pun oleh Pak Ary. (Adalah urusan Allah yang tahu apakah Pak Ary menerimanya atau tidak)
Sebelumnya kita tahu betul bahwa Bapak Ary Ginanjar menolak semua dakwaan bahkan cenderung membenturkan ulama dengan ulama. Sementara Majelis Fatwa Mudzakarah Malasyia yang mendukung ESQ pun tetap dengan syarat ESQ memperbetul (memperbaiki) kekeliruan yang sudah terjadi. (Karena kebenaran tidak bisa dikalahkan dengan banyaknya jumlah yang mayoritas).
Sementara itu, Ust Farid memandang bagaimanapun juga ESQ adalah aset umat yang sangat berharga yang harus dijaga dan didukung namun tetap harus dikoreksi jika terdapat kekeliruannya di dalamnya, sebagai kewajiban saudara muslim terhadap muslim lainnya agar sama-sama selamat dunia akhirat.
...Ary Ginanjar dengan besar hati mengakui kekeliruannya. Ia menegaskan bahwa dari awal ESQ sangat komitmen terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah. Hanya beliau menyadari ada kekeliruan dalam memahami tafsir dan syarah keduanya....
Ustadz Farid Okbah juga sangat menyayangkan pembelaan membuta KH Said Agil Siradj dan Prof Dr Din Syamsuddin terhadap ESQ. Sementara Bapak Ary Ginanjar sendiri dengan besar hati mengakui kekeliruannya. Pak Ary menegaskan bahwa dari awal ESQ sangat komitmen terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah dan akan terus berpegang teguh kepada keduanya. Hanya beliau menyadari ada kekeliruan dalam memahami tafsir dan syarah keduanya.
Pertemuan di atas berjalan penuh dengan nuansa kekeluargaan, akrab, hangat dan cair. Salut buat Pak Ary yang bersedia mendatangi Ulama untuk meminta taushiah, dan mengakui kekeliruannya. Semoga urusan umat ini semakin melancarkan perjuangan Da'wah ilallah. Perbaiki Bangkit, maju dan berkibarlah ESQ dengan semangat li’ilai kalimatillah. Amien.
ESQ BERMASALAH
[E] BEBERAPA KRITIK FUNDAMENTAL

Berikut ini saya kemukakan beberapa catatan kritik terhadap konsep ESQ yang dirintis Bapak Ary Ginanjar Agustian. Referensi kritik ini berdasarkan isi buku ESQ New Edition yang diterbitkan oleh Penerbit Arga Jakarta.
Catatan-catatan kritik ini tidak bermaksud untuk menetapkan konsep ESQ sesat, tetapi mendorong agar konsep itu diperbaiki lagi, sesuai ajaran Islam.


(1) Klaim “The ESQ Way 165”

Yang dimaksud ESQ Way adalah konsep: “Ihsan, Rukun Iman, dan Rukun Islam.” Ihsan dihitung 1, Rukun Iman dihitung 6, dan Rukun Islam dihitung 5. Jadi semuanya digabung menjadi simbol “165”. Konsep “165” ini diulang-ulang dalam buku ESQ di banyak tempat.

Ary Ginanjar Agustian dan komunitas ESQ harus paham dengan baik, bahwa Rukun Iman dan Rukun Islam itu merupakan PILAR AJARAN Islam. Kalau berbicara tentang pilar-pilar ini, harus sangat hati-hati. Tidak boleh sembrono, atau seenaknya sendiri.

Sekedar penjelasan, kalau seseorang mengalami catat dari sisi Rukun Iman, imannya bisa gugur, atau setidaknya bisa rusak iman. Begitu juga, kalau seseorang cacat dari sisi Rukun Islam, keislamannya bisa hancur atau rusak. Oleh karena itu, para ulama sangat hati-hati kalau bicara tentang Rukun Iman dan Rukun Islam, sebab keduanya merupakan konsep paling sensitive dalam akidah Islam.

Kalau membaca buku ESQ karya Ary Ginanjar itu, Bagian II tentang Mental Building (Membangun Mental), halaman 117-248. Disini dibahas tentang membangun karakter mental, berdasarkan inspirasi Rukun Iman yang 6. Tetapi kalau Anda baca bab yang melebihi 100 halaman itu, disana tidak akan ditemukan pembahasan tentang Rukun Iman. Bahkan istilah “Percaya kepada Allah”, “Percaya kepada Malaikat”, “Percaya kepada Kitab”, dan seterusnya sebagaimana lazimnya pembahasan Rukun Iman, tidak ada. Yang ada justru rukun-rukun keyakinan yang dibuat oleh Ary Ginanjar sendiri.

Lebih menarik lagi, untuk menjelaskan “Rukun Iman” tersebut, Ary Ginanjar sangat banyak mengutip pandangan pakar-pakar Barat. Lha ini, mau membahas Rukun Iman, tetapi referensinya pandangan-pandangan orang non Muslim.

Begitu pula, dalam soal Rukun Islam yang dibahas di Bab III, Personal Strength (Ketangguhan Pribadi), halaman 249-323. Dalam bab ini Ary Ginanjar membatasi pandangan-pandangan pakar Barat, dan lebih mengkaji konsep-konsep ibadah dalam Islam. Tetapi sayangnya, Ary Ginanjar membuat tafsiran-tafsiran sendiri atas ibadah-ibadah seperti Shalat, Zakat, Puasa, Haji itu. Dia membuat tafsiran independen atas ibadah-ibadah ritual dalam Islam.

Para ulama Islam sudah menjelaskan, bahwa masalah ibadah itu sifatnya tauqifiyah (tinggal dilaksanakan saja, tidak ada inovasi di dalamnya). Perkara ibadah sifatnya given (diberikan secara langsung) oleh Syariat. Disini tidak ada inovasi, baik secara amalan, maupun pemikiran. Tidak boleh kita membuat inovasi-inovasi dalam masalah ibadah. Dan Ary Ginanjar justru melakukan hal itu.

Ormas Muhammadiyyah dan Persis, terkenal sangat anti bid’ah. Terutama bid’ah dalam masalah ibadah dan keyakinan. Penafsiran Ary Ginanjar terhadap Rukun Islam itu jelas berbeda dengan tradisi pandangan yang dikembangkan oleh kedua ormas Islam tersebut.  

Disini saya menyimpulkan, klaim ESQ terhadap konsep Ihsan, Rukun Iman, dan Rukun Islam, atau kemudian disimbolisasi dengan icon “165”, hanya sekedar klaim belaka. Tidak ada kenyataan seperti itu dalam ajaran-ajaran ESQ.

(2)  Konsep “Zero Minds Process” (ZMP)

Konsep ini dibahas di buku ESQ, Bagian I. Judulnya, Zero Minds Process, Penjernihan Emosi, halaman 63-116. Dalam konsep ini diterangkan, sebelum seseorang mengkaji buku ESQ, dia harus membersihkan pikiran-pikirannya dari 7 belenggu pemikiran, yaitu: Prasangka, Prinsip-prinsip Hidup, Pengalaman, Kepentingan, Sudut Pandang, Pembanding, dan Literatur. Satu per satu belenggu pemikiran ini dibahas dalam bab I tersebut.

Dalam boks di halaman 99, Ary Ginanjar menulis, “Periksa pikiran Anda terlebih dulu, sebelum menilai segala sesuatu, jangan melihat sesuatu karena pikiran Anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya.” Lalu di boks halaman 103 disebutkan, “Janganlah terbelenggu oleh literature-literatur, berpikirlah dengan merdeka, jadilah yang berhati ‘ummi’.”

Dalam konsep Zero Minds ini, kita harus membersihkan pikiran dari pemikiran, persepsi, opini, dan apapun yang lain. Setelah sampai di titik “Zero Minds”, kita baru siap untuk menerima kebenaran yang dibawa oleh ajaran ESQ. Dalam pelatihan, digambarkan ada gelas berisi penuh air. Maka sebanyak dituangkan air ke gelas penuh itu, ia menjadi tidak berguna. Gelas akan memuntahkan airnya, karena sudah penuh. Maka gelas itu harus kosong terlebih dulu, sebelum menerima kebenaran (ajaran ESQ). Inilah konsep ZMP, Zero Minds Process.

Kalau seseorang teliti dan kritis, dia akan menolak konsep “Zero Minds” ini. Ini bukanlah konsep yang Islami, bahkan ia bukan konsep yang manusiawi. Konsep “mengosongkan pikiran” dari pengaruh pandangan luar, kerap dipakai di dunia intelijen untuk mencetak agen. Ia juga dipakai di lingkungan negara-negara Komunis dulu, untuk tujuan indoktrinasi secara paksa. Anda tentu ingat apa yang disebut metode brain washing (cuci otak). Konsep Zero Minds mirip itu. Bahkan cara yang sama dipakai para ahli hipnotis untuk menghipnotis manusia. Anda tentu masih ingat ucapan, “Kosongkan pikiranmu, kosongkan pikiranmu, kosongkan pikiranmu!”

Dalam berdakwah kepada manusia, kita tidak usah menuntut supaya pikiran mereka kosong dulu. Biarkan saja mereka memiliki banyak persepsi, pikiran, opini, dan apapun. Tidak ada satu pun konsep Islam yang mengajarkan metode “kosongkan pikiran” itu. Malah Islam melarang manusia minum khamr, sebab minum khamr bisa membuat manusia “hilang akal” untuk sementara.

Nabi Saw saat berbicara di bukit Shafa di hadapan para pemuka Quraisy di Makkah, lalu menawarkan kalimat “Laa ilaha illa Allah”, beliau tidak menuntut mereka “mengosongkan pikiran”. Tidak sama sekali. [Coba baca lagi kisah di balik turunnya Surat Al Lahab atau Al Massad]. Begitupun ketika Mush’ab bin Umair Ra berdakwah ke Madinah, beliau juga tidak menuntut warga Madinah “mengosongkan pikiran”. Jadi dakwah itu ditempuh secara normal saja. Kalau mau terima, silakan; kalau menolak, ya silakan. Agama ini adalah pilihan, bukan pemaksaan. [Baca Surat Al Kahfi ayat 29].

Ary Ginanjar berdalil, bahwa Rasulullah Saw dulu, sebelum menerima Wahyu, beliau adalah manusia ‘ummi, yang tidak bisa membaca-menulis. Begitu pula manusia jaman sekarang, kalau mau menerima kebenaran, harus mengosongkan pikiran dari aneka macam belenggu pikiran. Disini Ary Ginanjar mendalilkan konsep Zero Minds Process (ZMP).

Disini ada kekelirun pemikiran yang fatal. Rasulullah Saw itu awalnya tidak mengenal Islam, lalu Allah memberikan Wahyu kepadanya. Jadi wajar jika beliau sebelumnya harus bersih dari pengaruh-pengaruh ajaran/ideologi apapun. Masalahnya, kaum Muslimin yang menjadi segmen pasar konsep ESQ ini, mereka bukan orang yang tidak beragama. Mereka adalah kalangan Muslim yang sudah beragama. Mungkinkah orang yang sudah beragama disuruh “mengosongkan pikiran” dari aneka macam pemikiran, kepentingan, pengalaman, dll.? Ini jelas tidak benar.

Prinsip “mengosongkan pikiran” boleh saja diterapkan kepada non Muslim, tetapi tidak boleh untuk kaum Muslimin. Bagaimana kalau mereka meninggal dalam keadaan sedang “kosong pikiran”? Itu sama saja, mereka meninggal dalam keadaan mabuk (hilang akal).

Andaikan metode Zero Minds itu boleh diterapkan kepada non Muslim, ia tetap bukan metode Islami. Islam sama sekali tak pernah mengajarkan cara “mengosongkon pikiran” dalam berdakwah. Biarkan manusia dengan segala keadaannya, maka Kitabullah dan Sunnah akan memperbaiki mereka, jika Allah menghendaki hidayah atas mereka.

Bahkan Ary Ginanjar sebenarnya tidak konsisten dengan konsep ZMP-nya itu. Buktinya mudah. Dalam konsep ZMP, seseorang tidak boleh dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman. Pengalaman dianggap sebagai belenggu pikiran. Namun dalam buku ESQ itu, Ary Ginanjar sendiri sangat banyak memuat catatan-catatan pengalaman, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Artinya, Ary Ginanjar mengakui bahwa dalam pengalaman-pengalaman itu ada sesuatu yang baik yang bisa dijadikan pelajaran hidup. Maka mengosongkan pikiran dari persepsi awal, termasuk pengalaman-pengalaman, bukanlah suatu pemikiran yang fair.

(3)  Terlalu Berlebihan Mengagungkan “God Spot”

Konsep “God Spot” ini pertama kali dicetuskan oleh ahli syaraf VS Ramachandran dari California University, pada tahun 1997. Ramachandran menemukan eksistensi God Spot dalam otak manusia. God Spot itu merupakan struktur yang sudah build in dalam otak semua manusia. Hal ini disebut dalam buku ESQ halaman 44. Berulang kali Ary Ginanjar dalam bukunta menyebut istilah God Spot.

Terkait tentang kedudukan God Spot, Ary Ginanjar antara lain menulis, “Ketika jiwa manusia mengangguk, mengakui Allah sebagai Tuhannya, maka saat itulah Sifat-sifat Tuhan yang Suci dan Mulia, akan mengemuka dan memancar dalam God Spot-nya, dan dari sinilah dasar pijakan kecerdasan spiritual bermula.” (ESQ, halaman 108). Masih pada halaman yang sama, Ary Ginanjar menyebutkan daftar 99 Asmaul Husna yang diberi judul: “99 Sifat Allah yang terefleksikan pada God Spot (Core Values)”. Di halaman 110 disebutkan, “Inilah 7 spiritual core values (nilai dasar ESQ) yang diambil dari Asmaul Husna yang harus dijunjung-tinggi sebagai bentuk pengabdian kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit (God Spot).” Begitu hebatnya God Spot sampai Ary Ginanjar menyandarkan Sifat-sifat Allah kepada God Spot itu. Jelas semua ini berlebihan.

Mungkin saja, hasil penelitian tentang God Spot itu layak dihargai. Tetapi kita harus hati-hati dan proporsional. Islam sudah muncul di dunia sejak 1400 tahun lebih, yang lalu. Sedangkan konsep God Spot itu baru dikenalkan tahun 1997 lalu. Apakah kaum Muslimin harus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, setelah menunggu ditemukannya Got Spot? Jelas tidak mungkin. Tanpa ditemukan God Spot pun, kaum Muslimin sudah memiliki dasar-dasar keyakinan yang kuat. Alhamdulillah.

Sebenarnya, sejak lama sarjana-sarjana Islam juga sudah menjelaskan tentang tabiat religius pada setiap manusia, meskipun sifatnya bukan hasil penelitian neurologis (syaraf). Kalangan Hizbut Tahrir, dalam bidang pembinaan kejiwaan, menyebut manusia memiliki  gharizatut tadayyun (instink untuk beragama). Mereka mendasarkan pendapat itu dari temuan-temuan arkheologis, bahwa manusia-manusia kuno yang tinggal di gua-gua, mereka memiliki ritual-ritual tertentu. Padahal mereka tidak mendapat pelajaran atau informasi seperti masyarakat normal.

Dalam konsep ESQ, God Spot dianggap segala-galanya. Kemegahan God Spot ini sampai dibuatkan model tersendiri, namanya ESQ Model. Kalau Anda lihat bagan ESQ Model, God Spot diletakkan di titik pusat (sentral). Lalu bagan ESQ Model ini dicantumkan berkali-kali di halaman: 59, 60, 64, 118, 121, 138, 153, 176, 202, 218, 241, 250, 258, 273, 301, 326, 331, dan 356. Ini untuk bentuk ESQ Model yang bersifat lengkap. Adapun ESQ Model yang dipecah-pecah, masih banyak lagi. Konsep ESQ benar-benar berhutang budi kepada Ramachandran dan tim dari California University yang menemukan God Spot. Tanpa penemuan Ramachandran, tidak akan ada ESQ. 

Dalam masalah posisi God Spot ini kita menemukan TITIK KEKELIRUAN FATAL dari konsep ESQ. ESQ begitu berlebihan memposisikan God Spot, hingga menjadikan God Spot sebagai titik sentral ESQ Model. Konsep seperti ini jelas KELIRU. Pembaca harus sadar, God Spot itu adalah sebuah struktur syaraf di otak yang membuktikan bahwa dalam diri manusia ada tabiat religius. Jadi pada hakikatnya, God Spot itu merupakan SEBUAH yang terletak di susunan syaraf otak. Jadi God Spot itu sebenarnya tidak memiliki FUNGSI KOMPLEKS seperti yang dibayangkan oleh Ary Ginanjar Agustian. Pusat kesadaran manusia ialah QALBU atau hati, terletak di dada. Adapun pusat pemikiran manusia adalah otaknya di kepala. Andaikan otak isinya hanya God Spot saja, tanpa susunan fungsi-fungsi syaraf yang lain, maka otak itu tidak akan berfungsi. Jadi, bagan ESQ Model runtuh disini.

Dan lebih menarik lagi ketika Ary Ginanjar tidak bisa membedakan, mana otak di kepala (termasuk God Spot di dalamnya) dan maka hati nurani di dada. Pembahasan otak dan hati ini dalam buku ESQ sangat rancu. Ada kalanya pusat kesadaran disebut God Spot, ada kalanya disebut hati nurani. Mengapa kerancuan itu timbul? Sebabnya mudah saja, karena Ary Ginanjar tertawan oleh konsep pemikiran Barat dan Timur. Menurut pakar psikologi Barat, hati nurani di dada tidak dianggap. Mereka menganalisis jiwa manusia dengan sarana susunan syaraf di otak. Sementara menurut pakar kejiwaan Timur, mereka berpijak pada fungsi hati nurani di dada.

Harus dicatat dengan baik, posisi God Spot itu berada di jaringan syaraf otak. Artinya, ia berada di kepala. Kepala jelas bukan hati (qalbu). Kepala berbeda dengan qalbu. Rasulullah Saw menjelaskan, bahwa dalam diri setiap manusia ada segumpal daging. Jika daging itu baik, baiklah seluruh tubuh; jika daging itu buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Adapun daging itu adalah qalbu. Hal ini disebut dalam hadits Bukhari-Muslim, dari An Nu’man bin Basyir Ra.

Seharusnya, aspek yang lebih tepat diperhatikan adalah hati (qalbu), bukan Got Spot di otak. Bahkan menjadi ironi ketika konsep ESQ begitu serius memperhatikan masalah God Spot, sedangkan sejak awal Saudara Ary Ginanjar sudah menekankan, bahwa: “EQ lebih penting dari IQ.” EQ terletak di qalbu, sedangkan IQ terletak di otak. Jadi bagaimana dong?

Kesadaran tentang God Spot tidak otomatis membuat seseorang beriman kepada Islam. Konsep ini dianggap unggul di hadapan ideologi atheis. Tetapi kemudian setiap orang merasa bebas memilih agama apa saja, di luar Islam, selama dalam dirinya masih ada God Spot. Padahal jelas-jelas Allah sudah menegaskan, “Innad dina ‘indallahil Islam” (agama di sisi Allah itu adalah Islam).

Bagi seseorang yang mendakwahkan Islam, maka dakwahnya akan berhenti sampai membuat “manusia beragama”, apapun agamanya. Padahal sejatinya dakwah Islam mengajak manusia masuk Islam, tidak sekedar menjadi manusia beragama. (Bersambung ke bagian-3)




www.sbc-umroh.com/www.maknajiwa.blogspot.com/info bambang Hermanto hp:08117210180

Rahasia Kepuasan Seks Wanita


Rahasia Kepuasan Seks Wanita. Banyak pasangan dalam pernikahan mereka tidak mengalami kepuasan seks bertahun-tahun. Banyak pria yang tidak mengetahui rahasia seks wanita. Dan banyak pula wanita yang tidak mengetahui letak kepuasan seksnya sendiri. Menurut penelitian 80 persen wanita di seluruh dunia tidak pernah merasakan kepuasan. Mereka mendapatkan kepuasan semu tanpa pernah menyadarinya.

Buku ini, seperti tertulis di sampul belakang, menguak rasahasia kepuasan seks wanita. Dari hasil riset atas ribuah wanita, para penulis buku ini memaparkan rahasia-rahasia seksual wanita. Kemudian secara blak-blakan memberikan cara untuk mendapatkan kepuasan seksual sejati. Dengan membaca buku ini, Anda seakan memasuki gerbang pemahaman baru tentang rahasia seks wanita.

Salah satu rahasia itu adalah fantasi. Para periset seks sudah lama mengetahui bahwa fantasi sebagai booster yang menyenangkan dan berharga, namun riset belakangan berindikasi bahwa fantasi ini mungkin lebih dahsyat dari anggapan sebelumnya, makin esensiil pada kehidupan seksual yang sehat. Fantasi bisa membantu wanita membujuk gairah seksnya keluar. Berbagai fantasi yang disajikan buku ini (hlm 11-15), antara lain fantasi aksi seks yang baru dan liar, dengan membayangkan berhubungan seks di kolam renang atau mencoba teknik-teknik baru. Berikutnya fantasi mendominasi wanita: ”Ia mengenakan pakaian dalam yang seksi, walau ia sendirian. Ia menggagahinya dengan memaksa ia berhubungan seks. Namun akhirnya daripada melawan, si wanita menjadi terangsang oleh keberanian seksualnya, dan ia menyerah.”

Seni berciuman, khususnya ciuman spesial, mendapat perhatian juga di buku terbitan Handal Niaga Pusaka, 1999. Pertama, ciuman elektrik. Bagian yang menggetarkan dari ciuman ini adalah Anda berdua menjadi dekat dan mesra tanpa harus saling meyentuh. Ketika bibir Anda berada lebih dekat dengannya maka bunga-bunga apa elektrik akan saling berloncatan dari bibir Anda ke bibirnya. Lalu ada ciuman menggigit, yang termasuk salah satu ciuman canggih nan sensual, terlihat sungguh-sungguh dan serius. Ada empat langkah ciuman menggigit ini:

1) Jepitlah lidah kekasih Anda dengan gigi depan Anda secara perlahan namun mantap.

2) Buatlah jarak dengan bibir kekasih Anda.

3) Lepaskan lidahnya dan biarkan menerobos ke dalam bibir Anda.

4) Ketika Anda melepaskan lidahnya, dekati lagi bibirnya lalu jepit lagi.

Berikutnya ciuman penggoda yakni ciuman untuk penyegaran bila semua jenis ciuman sudah pernah dilakukan. Lalu ada ciuman panjang dan ciuman berlawanan arah. Posisi seks tak lupa diuraikan walau sedikit seperti posisi misionari, yakni pria di atas; posisi wanita merangkak; posisi wanita di atas; dan posisi bersisian-berhadapan. Yang menarik di buku ini adalah cara bercinta menurut bintang. Contohnya (hlm 89) bercinta dengan pria Aries. ”Jika Anda mengajak pria Aries bercinta, dia perlu diyakinkan bahwa dialah pria yang amat jantan.... Aries senang dikatakan segala hal dari kemampuan seksual mereka adalah yang terbaik dari yang pernah Anda dapatkan. Aries senang pada pujian dan dikagumi....” Ini berbeda dengan pria Cancer. Pria Cancer memerlukan bimbingan untuk mencapai hasrat seksualnya. Pada awalnya mereka hanya menginginkan suatu kemesraan. Gunakan hal ini untuk melepaskan hasrat seksual yang terpendam.



www.sbc-umroh.com/www.maknajiwa.blogspot.com/info bambang Hermanto hp:08117210180

10 Cara Agar Dikejar-kejar Wanita !


Cowok memang ditakdirkan lebih agresif ketimbang cewek. Itulah kenapa akhirnya cowok menjadi pihak yang lebih banyak mengejar daripada dikejar-kejar. Tapi kini, tidak sedikit cewek yang "tergila-gila" kepada cowok dan berusaha mengejarnya. Ini jelas terlihat, bukan hanya di cerita film-film, sinetron atau novel. Tapi juga di kehidupan nyata. Bagaimana agar hal itu terjadi pada diri kamu?
Berikut ini, ada 10 cara yang diyakini ampuh membuat para cewek "tergila-gila" sama cowok -yang disarikan dari berbagai sumber-:

1. Jujur dan gentle
Sebenarnya, bukan perkara sulit membuat dia 'mendatangi' kamu. Tentu saja asal tahu caranya. Begini salah satunya, begitu kamu merasa bertemu dengan seorang cewek yang seseuai dengan apa yang diidam-idamkan, maka tunjukan bahwa kamu adalah pria jujur, sopan, sekaligus charming. Tunjukkan juga kalau kamu tuh sangat antusias untuk mendengarkan ceritanya. Kalau kamu bisa terlihat seperti itu, bisa dipastikan cewek-cewek bakal kepingin nempel terus.



2. Jangan terlalu banyak menilai
Ini nih kebiasaan yang sering dilakukan banyak cowok -cewek juga sih-. Padahal semua orang tahu, tidak ada manusia yang sempurna atau nobody's perfect. Yah, siapa yang nggak jengkel. Kalau dinilai-nilai terus, cewek juga bakal sebal. Apalagi kalau dibanding-bandingkan dengan cewek lain, bisa-bisa dia malah menjauhi kamu.

3. Jangan mengikat
Kamu boleh saja menyukainya, sekaligus berharap dia akan menyukai kamu tentunya. Tapi bukan lantas kamu harus mengekang atau mengikatnya. Beri dia ruang gerak. Maksudnya jangan keseringan menyorongkan diri di sekitar dia. Biarkan dia menebak-nebak, dimana kamu berada, sedang melakukan apa dan sama siapa. Asal tahu saja, ketidakhadiran kamu itu, justru bisa menumbuhkan kerinduan dalam dirinya.

4. Willing
Saat dia bercerita sesuatu, tunjukkan kesan bahwa kamu tertarik dan antusias mendengarkan ceritanya. Tunjukkan pula bahwa kamu bersedia mendengarkan keluhan dan curahan hatinya. Entah cerita biasa-biasa saja atau masalah keluarga, pekerjaan, hobi, sampai mimpi-mimpinya. Jangan lupa untuk menanggapi cerita-ceritanya dengan pendapat yang brilian, tanpa terkesan menggurui.

5. Banyak senyum
Sudah jadi rahasia umum kalau senyuman itu merupakan salah satu senjata ampuh untuk menebar pesona. Pun, kata para ahli, tersenyum itu merupakan refleksi diri seseorang yang punya pemikiran positif. Nah, kalau kamu memang gemar tersenyum, maka tularkan kebiasaan tersebut ke cewek yang ditaksir. Caranya? Bikin dong dia tersenyum lewat joke-joke yang kamu lontarkan.
Tapi ingat, don't be selfish, dong. Jangan cuma dia yang kamu bikin tersenyum, tapi akan lebih baik jika kamu bisa membuat teman-temannya bahkan juga keluarganya untuk tersenyum juga. Coba saja lihat hasilnya, dia pasti makin terpesona dengan kamu. Apalagi survei membuktikan kalau 9 dari 10 wanita lebih menyukai cowok yang punya selera humor tinggi.

6. Jadi yang terbaik
Menjadi yang terbaik, bukan lantas kamu harus melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak mampu dilakoni. Jangan memaksakan diri, be the best you can be saja. Nggak susah kok. Kamu pasti tahu dong apa yang digemari para cewek? Dengan tampil bersih, harum, nafas segar, dan nggak terlalu berantakan, cewek pasti banyak yang melirik.

7. Jangan mengejar duluan
Cobalah untuk menahan keinginan melancarkan aksi terlebih dahulu. Kamu harus agak sabar, kamu boleh saja meneleponya, tapi jangan terlalu sering -selusin kali dalam sehari misalnya. Usahakan juga untuk tidak sering-sering mengirim SMS atau e-mail yang isinya penuh dengan bullshit. Seperlunya saja, tapi usahakan agar isi pembicaraan -kalau menelepon- cukup bermakna dan membuat dia terpesona.

8. Jual mahal sedikit
Yang ini merupakan lanjutan atau bentuk lain dari nasihat yang melarang cowok untuk mengejar cewek duluan. Meskipun mungkin si cewek tahu betul bahwa kamu sebenarnya ngebet dan "tergila-gila" sama dia, coba deh keukeuh untuk tidak melayani apa maunya. Pura-pura cuek kalau kamu sedang di dekatnya.

9. Biarkan dia menebak-nebak
Perlu diketahui bahwa, mahluk yang namanya cewek itu gemar akan sesuatu yang bersifat misterius, lho. Itulah kenapa banyak cewek yang menjadi pengarang cerita-cerita berbumbu petualangan dan misteri, seperti Agatha Christie atau Enid Blyton. Bikin dia seperti itu. Caranya?
Jangan langsung membuka diri. Beri dia sedikit-sedikit saja tentang siapa sebenarnya kamu. Soalnya, kalau langsung membuka diri bisa-bisa dia akan bosan dan bilang "sudah nggak ada tantangan lagi". Makanya biarkan rasa ingin tahunya tentang diri kamu terus tumbuh dan berkembang. Dengan begitu, dia pun akan selalu berharap untuk mengenal kamu lagi dan lagi.

10. Jangan sok akrab
Tidak sedikit cowok yang bertanya-tanya, kenapa para cewek lebih memilih menjadi sahabat ketimbang menjadi kekasih. Salah satu jawabannya adalah, dia mungkin merasa hubungan dengan kamu sudah kelewat dekat, sehingga lebih enak untuk dijadikan teman. Nah, bila kamu benar-benar suka sama cewek, sebaiknya jangan dulu sok akrab. Begicu.



3 Cara Bikin Dia Jatuh Cinta pada Anda
KOMPAS.com - Saat jatuh cinta pada seseorang, tanpa sadar kita mulai mengubah sifat asli kita. Mengapa? Karena kita ingin terlihat lebih baik, lebih cantik, atau lebih cerdas. Harapannya, si dia juga akan jatuh cinta pada Anda.
Berusaha memenuhi keinginan seorang pria rasanya merupakan suatu hal yang wajar dilakukan. Namun, hal ini tidak lantas selalu membuat pria merasakan hal yang sama dengan Anda. Ia mungkin akan merasa senang ketika Anda menyusun rencana kencan, menawarkan nasihat-nasihat tanpa diminta, menghujaninya dengan hadiah-hadiah, atau segera berlari ke sisinya ketika ia sedang dalam masalah. Tetapi, bila dilakukan secara berlebihan, lama-kelamaan hal itu akan membuatnya memandang Anda sebagai teman biasa. Yang terparah, ia justru merasa terganggu dengan segala bentuk perhatian Anda itu.

Rory Raye, penulis e-book
 Have the Relationship You Want, mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang harus Anda hindari untuk bisa membuat seorang pria jatuh cinta seutuhnya pada Anda.
1. Jangan memberi lebih banyak daripada yang diberikannya untuk Anda
Pria yang semula menggebu akan menjadi
 turn off ketika ia mendapat lebih banyak dari Anda daripada yang ia berikan untuk Anda. Pemberian ini bisa dalam bentuk perhatian (telepon atau SMS yang bertubi-tubi untuk mengetahui keberadaannya), kasih sayang, hadiah-hadiah, keinginan Anda untuk selalu menemuinya, dan banyak lagi. Hal itu akan membuat pria merasa Anda bertindak seperti seorang ibu, bukannya memicu hasrat emosionalnya untuk Anda. Bila perlu, ketika sedang dalam masa penjajakan Anda tak perlu membayar sendiri "ongkos" kencan Anda. Bayar sendiri-sendiri atau membayar semua ongkos tersebut hanya membuat Anda bertindak seperti teman biasa untuknya.
2. Jangan memberikan sesuatu secara "eksklusif" bila ia belum berkomitmen
Saat ini, Anda dan dia boleh saja sedang jatuh cinta berat. Tetapi sebelum Anda merasa bahwa dia mampu berkomitmen untuk masa depan Anda berdua, sebaiknya Anda menahan diri Anda. Ketika Anda telah menyerahkan segala sesuatu padanya, entah itu keperawanan atau semua masalah pribadi Anda, Anda akan menjadi sangat bergantung padanya. Anda akan dilanda ketakutan bahwa ia akan meninggalkan Anda setelah Anda menyerahkan semua yang Anda miliki. Dan semakin Anda mengkhawatirkannya, semakin ia akan menjauh. Jadi daripada memberinya ultimatum untuk segera melamar, coba bertemanlah dengan pria-pria baru. Dengan demikian Anda mampu menjaga kontrol diri, dan ia pun akan lebih berusaha untuk mendapatkan Anda.
 
3. Jangan merencanakan kencan
Karena Anda tidak yakin bahwa ia menaruh cukup banyak perhatian pada Anda, atau cukup berani untuk membawa Anda kencan, Anda lalu menyusun rencana kencan bersamanya. Anda justru tak akan tahu bagaimana kesungguhan seorang pria sampai Anda melihatnya melakukan sesuatu. Bila si dia tidak melakukan sesuatu, itu juga merupakan sebuah petunjuk, lho!
 

Begitu Anda mampu menghadapi batasan-batasan dan perasaan Anda, Anda akan membiarkan si dia menjadi dirinya sendiri. Setelah itu, Anda akan mampu menentukan apakah Anda ingin terus bersamanya atau tidak. Sikap seperti ini akan mengubah citra Anda, sehingga si dia akan rela melawan rintangan agar bisa bersama Anda. Pria akan jatuh cinta pada wanita yang menghargai seorang pria tanpa mencoba mengisi kekosongan untuknya.


9 Tanda Menikahi Pria yang Salah
KOMPAS.com — Keputusan untuk memilih dan menikahi pasangan menjadi keputusan penting sepanjang hidup karena bersama pasangan inilah nantinya Anda akan menjalani hidup. Namun, tak sedikit orang yang salah memilih pasangan dan tak bahagia dengan pernikahannya. 

Kesalahan ini terjadi karena keputusan dibuat lantaran rasa khawatir. Takut hidup sendirian, takut tak punya anak, takut berbagai hal lain yang diasumsikan akan terjadi jika tak segera menikah. Ketakutan ini bahkan mengalahkan logika, hingga pada akhirnya perempuan memilih pria yang salah, dan membuat hidupnya jauh lebih kesepian daripada tidak menikah.

Penulis di Inggris yang gagal dengan pernikahan pertamanya, Claire Lindsey, mengatakan, "Jika saja saya bisa memberikan nasihat kepada calon pengantin perempuan atau laki-laki, yang berpikir bahwa mereka merasa melakukan kesalahan dengan menikah, dengarkanlah tanda-tanda ini. Jangan pernah mengabaikan tanda peringatan seperti ini," katanya kepada Daily Mail. 

Untuk mengenali apakah Anda menikahi pria yang salah, berikut tandanya:

1. Anda tidak tertarik dengannya

Ketertarikan fisik penting. Jika Anda tak berhasrat melepaskan bajunya, tandanya Anda tak menginginkannya. 

2. Anda lebih superior darinya
Kalau pekerjaan Anda atau level pendidikan Anda lebih tinggi dari pasangan, ini bukan jadi masalah besar. Namun, ketika Anda merasa malu atas diri pasangan, dan Anda merasa tak nyaman karenanya, jangan pernah menikahinya. 

3. Si dia bikin Anda tak nyaman
Sikap pasangan yang membuat Anda merasa tak nyaman adalah salah satu petanda. Ketika si dia membuat Anda merasa tidak menarik dibandingkan dengan perempuan lain di sekitar Anda, pikirkan lagi untuk menikahinya. 

4. Nilai dan persepsi bertolak belakang
Bagaimana nilai yang dianut dan persepsi pasangan tentang berbagai hal memengaruhi hubungan. Jika si dia menjunjung nilai bahwa Anda, sebagai perempuan, tak harus berpendidikan tinggi, tak boleh beraktivitas luar ruang, coba pikirkan lagi. Apakah Anda bisa bertahan dalam hubungan pernikahan dengan pasangan yang memiliki nilai seperti ini.

5. Si dia terlalu berkuasa
Jika pasangan termasuk tipe pengontrol, pikirkan lagi apakah Anda mau benar-benar menikahinya. Anda tentu tak nyaman ketika semua kegiatan Anda harus atas seizinnya. Atau Anda wajib mengikuti perintahnya untuk menjalankan apa pun aktivitas dan rutinitas sehari-hari. 

6. Tak mau berkomunikasi
Komunikasi merupakan kunci keberhasilan hubungan pernikahan. Coba kenali, jika saat ini pasangan Anda tak terbiasa berbicara, berbagi cerita, berkomunikasi, mungkin suatu saat ia akan berubah. Namun, jika Anda melihat si dia tak mau berubah dan enggan berkomunikasi dengan Anda, sebaiknya pikir ulang rencana pernikahan. Menikahlah dengan pria yang suka berkomunikasi, maka Anda takkan pernah menyesal.

7. Tak mampu bersikap humoris
Saat pasangan bisa menjalani masa susah dan senang bersama, hubungan pernikahan akan berjalan lancar, termasuk ketika pasangan menikah bisa sama-sama tertawa meski sedang susah. Kebersamaan inilah yang dibutuhkan pasangan menikah agar langgeng. Jika pasangan Anda terlalu serius dan tak bisa mencairkan suasana, pikirkan kembali mengenai rencana pernikahan. 

8. Si dia berbohong
Kebiasaan berbohong menjadi petanda bahwa si dia bukan pasangan yang tepat untuk Anda. Pasangan yang berbohong menjadi salah satu petanda bahwa ia bukan pria yang tepat untuk dinikahi.

9. Keluarga Anda tak menyukai
Hubungan Anda dan si dia memang personal. Namun, penilaian keluarga atau orang terdekat juga penting. Jika orangtua Anda atau orang lain melihat ada yang salah dengan pasangan Anda, cobalah pertimbangkan kembali. Boleh jadi penilaian orang lain lebih obyektif.

MARAH
Amarah adalah salahsatu bentuk emosi manusia yang sepenuhnya bersifat normal dan sehat. Setiap individu pasti pernah marah dengan berbagai alasan. Meski merupakan suatu hal yang wajar dan sehat, namun jika tidak dikendalikan dengan tepat dan bersifat destruktif maka amarah akan berpotensi besar untuk menimbulkan masalah baru, seperti masalah di tempat kerja, di keluarga, atau pun hubungan interpersonal.
Faktor penyebab mengapa seseorang menjadi marah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: external dan internal. Faktor external adalah hal-hal yang datang dari luar diri sang individu. Contoh: Anda marah kepada atasan atau bawahan anda; anda juga bisa menjadi marah karena terjebak macet atau tertundanya jadwal penerbangan. Di samping hal-hal external tersebut, kemarahan juga dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang ada di dalam diri anda. Dengan kata lain ada unfinished business yang bisa memicu anda untuk marah. Contoh: ketakutan atau kekuatiran terhadap suatu hal tertentu, ketidakmampuan dalam berinteraksi, adanya pengalaman traumatik atau pun kenangan pahit di masa lalu.
Sehubungan dengan kemarahan, dalam kehidupan sehari-hari seringkali dijumpai bahwa ada individu-individu tertentu yang sangat gampang marah. Mereka bisa marah terhadap hal apa saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Singkat kata mereka ini lebih banyak menunjukkan kemarahan dibandingkan dengan individu-individu lainnya. Individu-individu seperti inilah yang biasa di sebut "Pemberang" atau sering pula disebut sebagai orang yang "emosional" (meski istilah ini menurut saya kurang tepat). Individu-individu ini amat sering terlihat mengomel, menggerutu, memboikot atau menarik diri dari pergaulan, berteriak, bahkan sampai melemparkan barang-barang atau mengeluarkan kata-kata tidak senonoh.

Adapun faktor yang bisa menjadi penyebab mengapa individu tertentu gampang sekali menjadi marah dapat dibagi dalam beberapa faktor sebagai berikut:

1. Genetik
Fakta genetik menunjukkan bahwa beberapa anak memang terlahir dengan karakteristik mudah marah. Hal ini bisa dilihat pada awal-awal tahun kehidupan sang anak.

2. Sosial-Budaya
Dalam budaya masyarakat tertentu amarah atau marah sering dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Individu seringkali diajarkan bahwa mengungkapkan atau melepaskan kecemasan, depresi atau emosi yang lain adalah baik kecuali kemarahan. Akibatnya individu menjadi tidak pernah belajar bagaimana mengatasi rasa marah ataupun mengekpresikan kemarahan secara konstruktif.

3. Latarbelakang Keluarga
Tak bisa dipungkiri bahwa faktor keluarga memainkan peranan yang signifikan terhadap gampang atau tidaknya seseorang menjadi marah. Nampaknya pepatah kuno yang mengatakan bahwa "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" masih berlaku. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu-individu yang gampang marah seringkali berasal dari keluarga yang berantakan dan tidak trampil dalam mengungkapkan emosi ataupun berkomunikasi. Selain itu dijumpai pula bahwa orangtua yang "pemberang" cenderung menghasilkan anak yang pemberang pula

10 MENGENDALIKAN MARAH
Amarah tidak mudah dihilangkan, tetapi bisa dikendalikan.
                                        Berhasil mengendalikan rasa marah
                               berarti mengurangi potensi datangnya masalah.
.
.
          Seperti diungkap dalam tulisan sebelumnya "Bahayanya Kemarahan yang Tak Terkendali", memang ada orang-orang yang memiliki karakter mudah marah. Latar belakang keluarga atau persoalan-persoalan hidup sehari-hari memang bisa mengkondisi-kan seseorang jadi mudah marah.
          Bahkan ada anggapan yang mempercayai kalau tabiat lekas marah pada orang-orang tertentu memang sudah bawaan sejak lahir. Mungkin untuk kasus-kasus tertentu tabiat cepat marah harus ditangani oleh seorang psikolog atau psikiater.
          Ini jika rasa marah sudah menjadi semacam penyakit psikis yang kronis, pelampiasannya selalu bersifat agresif, serta mendatangkan akibat-akibat serius, baik bagi si penderita mapun orang-orang di sekitarnya.
          Tetapi sesungguhnya masih banyak cara praktis yang bisa dipraktekkan secara mandiri untuk mengendalikan atau me-ngurangi frekuensi munculnya amarah, berikut mencegahnya menjadi sebentuk kemarahan yang sifatnya agresif.
          Pada prinsipnya, ada tiga cara menegendalikan tabiat marah. Pertama, melakukan langkah-langkah khusus setiap kali rasa marah muncul. Kedua, mengembangkan langkah-langkah khusus tersebut menjadi kebiasaan. Ketiga, mengubah paradigma atau cara pandang terhadap suatu permasalahan.
          Jika kebiasaan marah-marah sudah berlangsung sangat lama, maka pengendaliannya pun perlu latihan yang terus-menerus. Itu berarti dibutuhkan usaha pengendalian yang mencakup tindakan praktis, membangun kebiasaan baru, serta mengembangkan cara pandang yang lebih positif.
          Sementara jika kemarahan muncul hanya karena stimulus-stimulus dari luar yang sifatnya insidental, tips berikut cukup ampuh untuk meredakan dan mengendalikan rasa marah.
          1. Tarik Nafas
          Rasa marah bisa muncul karena sebab-sebab sepele dari luar diri kita. Tetapi, kemarahan jenis ini biasanya telah ada bibit sebelum stimulus dari luar muncul dan membuatnya meledak. Mungkin saja kondisi psikis kita sedang tertekan sehingga hal kecil pun bisa memancing kemarahan.
          Cara praktis pertama yang bisa dilakukan untuk mengendali-kan marah seperti ini adalah dengan segera menarik nafas dalam-dalam selama 1-2 menit. Kemudian, lanjutkan dengan nafas yang lebih pelan dan teratur.
          Jika sebab kemarahan ada di depan kita, maka sebaiknya kita berpaling dan mengayun beberapa langkah menjauhinya sambil tetap mengatur pernafasan yang lembut. Jika sedang sendirian di ruangan, ada baiknya kita melangkah tujuh ke depan dan tujuh langkah ke belakang.
          Hal penting yang harus dilakukan saat mengatur pernafasan maupun melangkah ke depan dan ke belakang adalah berdialog dengan diri sendiri.
          Cobalah bertanya dengan bijaksana kepada diri sendiri, misalnya: "Apakah aku layak marah?", "Apakah dengan marah masalah akan selesai?", "Apakah kemarahanku membuat keadaan menjadi lebih baik?", "Apakah benar kejadian ini semata karena kesalahan orang lain?", "Bukankah lebih baik memfokuskan pikiran untuk mencari jalan keluarnya?", "Apa keuntungan dan kebaikan yang saya dapat jika masalah ini bisa diselesaikan dengan baik?", dll.
          Lakukan dialog dengan diri sendiri tersebut berulang-ulang sambil tetap mengatur pernafasan dengan lembut dan berirama. Jika di sekitar ada cermin, maka dialog akan lebih efektif dalam memberikan sugesti diri yang lebih positif.
          Jika rasa marah muncul di tengah keramaian, segera alihkan perhatian dari obyek yang dianggap sebagai penyebab kemarahan. Carilah obyek lain sebagai perhatian dan selanjutnya lakukan dialog diri seperti di atas.
          2. Pengungkapan yang Dewasa
          Sebagian ahli jiwa menyarankan supaya rasa marah di-ungkapkan secara langsung untuk memberikan efek pelepasan dan pemulihan. Selain itu, mengungkapkan kekesalan, kekurang-setujuan, atau rasa marah bisa menunjukkan posisi kita terhadap suatu masalah.
          Hasilnya, orang lain pun memahami sebab-sebab kemarahan kita dan jika hal tersebut memang beralasan, tindakan tersebut bisa mencegah kejadian yang sama berulang. Namun, mengungkapkan perasaan-perasaan tersebut tanpa membuat pihak lain sakit hati atau terancam sungguh bukan hal yang mudah.
          Para pemarah sejati biasanya kurang berhasil melakukan pengungkapan amarah dengan kata-kata yang bisa dikendalikan dengan sangat ketat. Sungguh, mengungkapkan kemarahan dengan cara ini perlu kekuatan self-control yang luar biasa.
          Maka sebelum memutuskan untuk mengungkapkan kemarahan secara langsung, perlu ada jeda perenungan sejenak sambil meng-gunakan teknik pernafasan untuk memperantarai pilihan tersebut.
          Jika berhasil di tahap pengendalian pertama dengan teknik pernafasan, biasanya hasrat mengungkapkan kemarahan tidak akan berlanjut. Setidaknya, penundaan sejenak tersebut memberi kita peluang untuk mencari solusi dan cara pengungkapan kemarahan dengan lebih bijaksana.
          3. Pelampiasan Bertanggung Jawab
          Adakalanya kemarahan tidak langsung bisa diatasi dalam sekejap dan akhirnya terbawa-bawa sampai beberapa waktu lamanya. Apalagi kalau penyebab kemarahan memang hal yang sangat penting sehingga membuat pikiran berkecamuk dan dilanda stres. Dalam kasus seperti ini, menekan rasa marah atau aktivitas menenangkan diri terkadang tidak cukup.
          Bagi sebagian orang yang tabiat marahnya sangat kental, perlu pengalihan atau pelampiasan kemarahan yang sifatnya bertanggungjawab dan terkendali. Artinya, pelampiasan non-agresif yang tidak menimbulkan ancaman, kerugian, atau akibat yang lebih buruk lagi.
          Apa saja bentuk pelampiasan tersebut?
          Coba lakukan aktivitas fisik yang menyegarkan badan dan pikiran, seperti push-up, bela diri, angkat beban, jogging, atau memukul sansak.
          Pelampiasan dengan memukul sansak misalnya, dianggap sebagai pelampiasan rasa marah yang paling efektif, terutama untuk melampiaskan kemarahan yang benar-benar memuncak. Memukul sansak dengan sekuat tenaga sambil berteriak membuat rasa marah tersalur dengan baik.
          Jika memukul sansak yang biasa dilakukan dengan memfokuskan kebencian kita kepada si penyebab kemarahan, tetapi dalam pelampiasan yang lebih positif pemukulan sansak dilakukan dengan teriakan sugestif kepada diri sendiri.
          Misalnya, "Aku bisa mengatasi masalah ini!", "Aku hebat, pasti bisa atasi semua!", "Aku kuat, tidak boleh jatuh!", dll. Teriakan sugestif ini juga bisa dilakukan untuk aktivitas lainnya.
          4. Diskusi Empatik
          Ada kalanya rasa marah muncul karena kesalahpahaman atau karena kita tidak bisa memandang persoalan dengan jernih. Kita selalu menganggap pikiran dan keyakinan kita yang paling benar. Akibatnya, dalam memandang sesuatu sering kurang obyektif sehingga persoalan yang memancing kemarahan muncul.
          Cara efektif untuk mengendalikan kemarahan jenis ini adalah dengan melakukan dialog atau diskusi dengan orang lain yang dipandang bisa lebih obyektif dalam melihat permasalahannya.
          Kita juga bisa mendiskusikan apakah respon kemarahan kita adalah hal yang tepat, menyelesaikan masalah, atau malah membuat situasinya menjadi lebih buruk. Rekan diskusi yang obyektif biasanya bisa mengarahkan kita pada pembicaraan yang empatik atau memandang persoalan dari sudut orang lain (si penyebab marah).
          Diskusi empatik dengan orang yang tepat dan dilakukan secara terarah sangat membantu kita mengatasi rasa marah. Ini hampir sama dengan melakukan konseling, walau sifatnya lebih akrab dan informal. Diskusi semacam ini juga bisa menjadi cara pelepasan kekesalan atau uneg-uneg, asal diungkapkan dengan cara yang tidak menimbulkan problem baru.
          Diskusi akan lebih efektif jika pihak yang sedang marah mau mengambil sikap lebih aktif mendengarkan dan berempati. Misalnya, dengan mengambil posisi sebagai si penyebab kemarahan. Selain meredam kemarah-an, diskusi seperti ini juga bisa menambah wawasan, memperbaiki perspektif, dan melatih keterampilan berkomunikasi.
          5. Kebiasaan Berpikir
          Supaya usaha meredam sifat lekas marah lebih efektif, maka cara-cara di atas harus dilatih terus-menerus sehingga mem-bentuk kebiasaan penanganan amarah secara sehat. Pada saat yang sama, paradigma dalam memandang persoalan harus diubah. Di sinilah letak pentingnya kebiasaan berpikir secara positif.
          Cara berpikir positif akan mendorong kita menanggapi persoalan-persoalan secara positif pula. Artinya, lebih condong kepada solusi daripada persoalan itu sendiri. Lebih fokus pada kelebihan daripada kekurangan.
          Banyak orang berusaha menghilangkan sifat pemarahnya tanpa diikuti perubahan paradigma. Usaha setengah-setengah seperti ini jarang berhasil. Mengapa? Karena rasa marah adalah aktivitas yang didominasi oleh emosi. Sementara, emosi hanya bisa dikendalikan oleh kematangan cara kita berpikir.
          Jika paradigma atau cara berpikirnya belum diperbaiki, emosi tetap sulit terkendali. Akibatnya, amarah bisa muncul kapan saja dan akal sehat sulit digunakan untuk mengendalikannya.






3 GAYA MARAH
Marah atau amarah sebenarnya merupakan tanggapan terhadap perasaan dan perlakuan yang tidak  berkenan bagi dirinya. Dan penyebab marah bisa dari diri sendiri maupun dari external. Penyebab dari diri sendiri seperti curiga, cemburu, kecewa atau merasa terancam, sedangkan dari external seperti ‘delay’ penerbangan, penundaan jadual kereta api, kemacetan lalu lintas. Ada tiga macam gaya marah yang ditunjukkan oleh orang yang sedang marah, yaitu:
Reaksi Marah dengan diungkapkan
Menurut para pakar, ketika amarah diutarakan secara tegas tanpa ada kesan menyerang merupakan cara tersehat. Ketika ada masalah, persoalan ditempatkan pada tempatnya tanpa menyakiti orang lain ataupun dirinya sendiri. Seperti orang tua yang menegur anaknya agar disiplin, teguran sebenarnya merupakan amarah tetapi karena disampaikan dengan cara yang sesuai dan tepat maka amarah tersebut tidak dirasakan oleh orang yang dimarahi.
Reaksi Marah dengan dipendam / ditahan.
Gaya ini akan lebih bermanfaat jika si ‘pelaku’ yang marah untuk bersikap positif dan mencoba-coba untuk mencari pemecahannya. Misal ketika seorang anak yang merasa diperlakukan tidak adil dengan tidak boleh keluar rumah dan kemudian dia mencari pemecahannya dengan berkonsentrasi belajar/beraktivitas yang bermanfaat lainnya maka dia bisa menyalurkan amarahnya. Tetapi jika terlalu sering ditahan tanpa dicari solusinya, amarah yang dikumpulkan terlalu banyak tersebut dan bisa ‘keluar’ dalam bentuk masalah yang lain seperti tekanan darah tinggi atau bahkan dalam bentuk depresi. Atau memicu masalah baru seperti menjelek-jelekkan, sinis, atau sikap bermusuhan, sehingga lama-lama status dari korban akan berubah menjadi pelaku dengan menganggap rendah dan mengkritik segala hal yang dilakukan orang yang menyebabkan dia marah sehingga menyebabkan nyaris tidak ada hubungan baik dengan siapa pun.
Reaksi Marah dengan diredakan.
Gaya yang terakhir ini yang bersangkutan mencoba berusaha untuk mengendalikan sikap, serta menenangkan hati dan perasaannya. Misal (ini hanya contoh semata) kita berencana pergi ke Plaza Semanggi untuk berbelanja tetapi sebelum sampai di tujuan, mobil kita yang membawa ke Plaza Semanggi bocor rodanya dan setelah diperbaiki kita mendengar bahwa akses menuju kesana tertutup karena ada demonstrasi sehingga kemacetan sangat parah. Meskipun kita kecewa, tidak ada yang menyalahkan mobil atau demonstrasi tersebut. Dan untuk meredakan kekecewaan yang bisa berubah kemarahan tersebut, kita berbelanja di Mall Ambassador karena kita melewati mall tersebut.
Apa penyebab orang jadi cepet marah ?
Jawaban yang sudah ada :
Jawaban 1 :
bisa jadi darah tinggi, atau orang itu emang dasarnya pemarah, atau klo emang dia bener2 marah pasti ada sebabnya juga coz klo g ada sebabnya udah marah2 itu namaya orang gila
Jawaban 2 :
1. Karena kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang di-inginkan.
2. Karena Kecewa, Teman, saudara dan Orang yang diharapkannya, Melanggar apa yang sudah menjadi ketentuannya.
3. Karena Sakit hati,  Misalnya telah dikhianati.
4. Karena merasa Di-Ingkari.
Jawaban 3 :
Marah bisa muncul kalau kedamaian kita terusik, pikiran kita tidak tenang.
kapan ?
·         sewaktu kita sedang sakit / kurang sehat
·         sewaktu sedang banyak masalah yg melilit
·         sewaktu sedang di aniaya orang secara fisik maupun mental, seperti di maki2, di bohongi, di ejek di pukul.
·         sewaktu kita kehilangan
·         sewaktu kita di perdaya
·         sewaktu kita kehilangan keseimbangan
·         sewaktu kita lupa



MARAH YG BERMANFAAT
KOMPAS.com - Saat ini tampaknya banyak orang yang mudah marah atau terpancing emosinya. Bisa jadi marah karena masalah yang besar atau bahkan marah karena hal yang sepele. Contoh yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari – hari misalnya adalah kemarahan di jalan raya. Seseorang yang sedang berkendara atau berjalan kaki, yang semula tenang dapat berubah dan marah – marah karena ada pengendara lain yang memotong jalan atau hampir menabraknya. Kejadian yang lebih parah adalah ketika akhirnya hari itu menjadi kacau akibat kemarahan tersebut.

Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah apakah seseorang tidak boleh marah? Apakah amarah selalu berakibat buruk?
Jawabannya adalah seseorang boleh saja marah dan amarah tidak selalu harus berakibat buruk. Tetapi bagaimana caranya agar amarah tidak membuat kacau dan justru malah bermanfaat bagi seseorang? Ini yang perlu kita pelajari.

Amarah adalah salah satu bentuk emosi yang dimiliki oleh seseorang. Emosi sendiri memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk membangun atau menghancurkan kehidupan seseorang. Ketika emosi dikelola dengan baik, kekuatannya dapat membangun kehidupan seseorang menjadi lebih baik, tetapi begitu juga sebaliknya ketika emosi tidak dikelola dengan baik.

Marah yang bermanfaat adalah marah yang tepat dan sudah dikelola dengan baik. Hal ini jelas tidak mudah, butuh waktu, kesabaran dan hati yang lapang, tapi bukan berarti tidak dapat dilakukan. Langkah pertama yang perlu dilatih terus menerus adalah menyadari ketika kita merasa marah.

Sadari bahwa saat ini aku sedang marah. Proses menyadari adalah langkah awal untuk mengendalikan dan mengelola amarah.
Setelah menyadari, seseorang perlu memahami dan menerima alasan kenapa ia marah. Inilah langkah yang kedua, proses memahami dan menerima bahwa ada sesuatu yang membuatnya marah.

Termasuk dalam proses memahami adalah mengevaluasi penyebab kemarahannya. Seorang Ibu yang baru pulang bekerja mulai merasa marah ketika anaknya yang masih balita merengek – rengek padanya, padahal ia merasa sangat lelah. Ibu ini dapat saja langsung memarahi anaknya dan meminta anaknya untuk tidak mengganggunya. Tetapi hal tersebut dapat berbuntut anak tambah menangis dan si-Ibu semakin frustasi.

Ketika si-Ibu mau mencoba menyadari, kemudian mencoba memahami kejadian tersebut, ia akan dapat melihat bahwa anaknya merengek – rengek bukan karena nakal, tetapi anaknya rindu padanya.

Berdasarkan kisah dari beberapa orang, terungkap bahwa terkadang sesuatu yang membuat marah justru punya alasan atau maksud yang berbeda. Banyak yang menyesal karena sudah marah – marah untuk alasan yang tidak tepat, misalnya marah karena ada orang yang menunjuk – nunjukkan jari padanya, padahal orang tersebut bermaksud memberitahu bahwa ada bahaya yang mengancamnya dari belakang. Alasan sebenarnya inilah yang perlu kita pahami agar tidak asal marah dan buang – buang energi.

Langkah yang ketiga adalah mengelola atau mengekspresikan amarah dengan tepat. Jika kita punya alasan yang tepat, misalnya bukan hanya meluapkan emosi, tetapi juga demi pembelajaran bagi orang lain, kita dapat mengungkapkan kemarahan kita.

Kemarahan yang bermanfaat tentu saja bukan kemarahan yang ingin membalas atau menyakiti orang lain, melainkan marah yang mendidik dan membangun.

Cara lain yang dapat kita lakukan adalah mengelola dengan mengubah amarah yang kita rasakan menjadi hal yang positif bagi diri kita. Kita dapat mencoba melihat sisi positif dari kejadian yang membuat kita marah, mengambil hikmah atau pembelajaran dari kejadian tersebut.

Kita juga dapat mengubah energi kemarahan yang kita rasakan menjadi energi yang dapat memotivasi kita melakukan hal yang bermanfaat. Daripada marah – marah pada pengendara motor yang memotong jalan dan sudah tidak tampak lagi, lebih baik energi yang ada digunakan untuk lebih waspada, mencermati jalan, menyalurkan hobi menyanyi, atau menyelesaikan pekerjaan di kantor.

Intinya adalah jangan terjebak pada kemarahan yang dapat merusak hari dan diri kita, tetapi manfaatkanlah kemarahan dengan cara yang tepat. Sadari, pahami dan kelola dengan tepat emosi marah yang kita rasakan karena kemampuan ini adalah bagian dari kecerdasan emosi yang kita miliki. 
MENSIASATI MARAH DLM KELUARGA
KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk memancing rasa marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak.
Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin akan tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi objek manipulasi orang lain.
Dengan demikian, kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan seorang anak. Caranya yaitu dengan membantu anak untuk menyatakan kemarahan secara wajar dan proporsional. Heman Elia, menyarankan dalam mengajar anak mengungkapkan kemarahannya haruslah dimulai sedini mungkin. Terutama sejak anak mulai dapat berkata-kata. Kuncinya adalah agar anak menyatakan kemarahan dalam bentuk verbal.
Yang jelas, pada saat marah menguasai seseorang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pikiran manusia berupa hilangnya kemampuan untuk berpikir sehat. Atas alasan inilah, barangkali kenapa Sayyid Mujtaba M.L. mengungkapkan kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri. Manusia tersebut tidak hanya lepas dari kendali akal, tetapi juga kehilangan perannya sebagai unsur yang produktif dalam kehidupan dan pada gilirannya berubah menjadi makhluk sosial yang berbahaya.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang dianggap penting untuk mengendalikan marah dalam kehidupan kesehariannya. Pertama, marah menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti. Dr. Mardin menguraikan, seseorang yang sedang marah, apa pun alasannya akan menyadari ketidakberartian hal itu segera setelah ia tenang, dan dalam kebanyakan kasus ia akan merasa harus meminta maaf kepada mereka yang telah ia hina. Untuk itu, tepatlah apa yang dikatakan Imam Ja'far Ash-Shadiq as, yaitu "Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela."
Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata, "Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barangsiapa yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya."
Ketiga, marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul.
Keempat, marah akan "mempercepat" kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. Imam Ali as pernah berkata, "Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian." Berkait dengan pengendalian marah, secara umum seperti diungkap Drs. Karman ada empat kiatnya, yaitu: Pertama, bila Anda sedang marah maka hendaklah membaca "ta'awwudz" (memohon perlindungan) kepada Allah SWT, sebab pada hakikatnya perasaan marah yang tidak terkendali adalah dorongan setan. Nabi saw. bersabda, "Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah: 'Aku berlindung kepada Allah', maka marahnya akan menjadi reda". (HR Abi Dunya).
Kedua, bila Anda sedang marah maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi saw., "Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah." (HR Ahmad).
Ketiga, bila Anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila duduk masih marah maka berbaringlah. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi saw., "Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah." (HR Asy-Syaikhany).
Keempat, bila upaya ta'awwudz, diam, duduk, dan berbaring tidak mampu mengendalikan amarah Anda, maka upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan cara berwudu atau mandi. Sebagaimana sabda Nabi saw., "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudulah atau mandilah." (HR Ibnu Asakir, Mauquf).


Menyiasati marah
Manakala seorang anak kecil merasa kecewa tanpa Anda memarahinya dengan kasar, menurut Dr. Victor Pashi, Anda dapat menekan amarah tersebut dengan memandikannya menggunakan air dingin atau menyelimutinya dengan kain lembab atau basah.
Lebih dari itu, Jaudah Muhammad Awwad, dalam Mendidik Anak Secara Islam, mengungkapkan, pada anak, faktor pemicu kemarahan lebih berkisar pada pembatasan gerak, beban yang terlalu berat dan di luar kemampuan anak. Misalnya menjauhkan anak dari sesuatu yang disukainya, atau memaksa anak untuk mengikuti tradisi atau sistem yang ditetapkan.
Oleh sebab itu, Jaudah menyarankan beberapa hal yang patut diperhatikan dalam mengatasi kemarahan yang timbul pada anak-anak, di antaranya adalah:
  1. Tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya. Kalaupun tugas itu banyak atau pekerjaan yang di luar kemampuannya itu harus diberikan, kita harus memberikannya secara bertahap dan berupaya agar anak menerimanya dengan senang.
  2. Ciptakan ketenangan anak karena emosi yang dipancarkan anggota keluarga, terutama ayah dan ibu, akan terpancar juga dalam jiwa anak-anak.
  3. Hindarkan kekerasan dan pukulan dalam mengatasi kemarahan anak karena itu akan membentuk anak menjadi keras dan cenderung bermusuhan.
  4. Gunakan cara-cara persuasif, lembut, kasih sayang, dan pemberian hadiah.
  5. Ketika anak kita dalam keadaan marah, bimbinglah tangannya menuju tempat wudu dan ajaklah dia berwudu atau mencuci mukanya. Jika dia marah sambil berdiri, bimbinglah agar dia mau duduk.
Sementara itu upaya pengendalian marah dalam hubungan suami-istri, sebenarnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing. Kunci utamanya adalah berusaha dengan membangun iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara keduanya. Begitu pula halnya dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan anak-anak.
Cara menyiasatinya, ketika salah satu pihak (terpaksa) marah, maka hendaknya pihak lainnya harus mampu untuk mengekang keinginan membalas kemarahannya. Sikap kita lebih baik diam. Karena diam ketika suasana marah merupakan upaya yang efektif dalam mengendalikan marah agar keburukannya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Akhirnya, ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan disesalinya kemudian. Sebagai alat untuk menekan marah dan menghindarkan akibat-akibatnya, Imam Ali as telah memerintahkan agar kia bersabar. Wallahu'alam.***




MEMAHAMI SIFAT MARAH

 “Like other emotions, anger is accompanied by physiological and biological changes; when you get angry, your heart rate and blood pressure go up, as do the levels of your energy hormones, adrenaline, and noradrenaline. “
Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenaline, dan noradrenaline.
Demikian ungkapan Charles Spielberger, Ph.D., seorang ahli psikologi yang mengambil spesialisasi studi tentang marah. Dari pendapatnya tersebut, dapat kita perhatikan bahwa sesungguhnya ketika kita marah, ada banyak hal yang terjadi pada diri kita yang mungkin tidak pernah kita perhatikan dan telaah lebih jauh. Ketika marah, secara psikologis dan biologis diri kita mengalami perubahan yang cukup signifikan, bahkan drastis, dibandingkan dengan keadaan ketika kita tidak marah.
Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat, sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia. Namun, ketika marah tidak terkendali dan cenderung menuju arah destruktif, marah akan menjadi masalah. Masalah tersebut bisa timbul di lingkungan pekerjaan -dalam hubungan antarpersonal- dan yang lebih luas lagi adalah dalam kualitas hidup pribadi secara keseluruhan.
Selain sebagai bentuk ekspresi emosi, marah juga merupakan satu bentuk komunikasi. Adakalanya orang lain baru mengerti maksud yang ingin kita sampaikan ketika kita marah. Tanpa marah, orang lain malah menganggap kita main-main atau tidak serius. Dalam hal ini, tentunya juga berkaitan dengan masalah budaya. Dalam budaya masyarakat tertentu, suatu bentuk ekspresi seseorang akan dianggap sebagai bentuk ekspresi marah sedangkan dalam budaya masyarakat lain dianggap biasa-biasa saja, salah satu contoh konkretnya adalah logat bahasa.
Contoh lainnya adalah dalam pertandingan sepak bola. Tak jarang kita lihat ada pemain yang bersitegang, terutama apabila terjadi pelanggaran. Ketika bersitegang, sikap yang ditunjukkan para pemain Eropa akan berbeda dengan sikap yang diperlihatkan para pemain Indonesia. Dalam kebanyakan pertandingan Liga Eropa yang kita saksikan di televisi, apabila pemain saling bersitegang, mereka beradu mulut dan bahkan saling berhadapan. Mata melotot dan urat-urat leher pun tampak menjadi tegang. Namun, setelah melampiaskan kekesalan dan amarah masing-masing, mereka pun bisa segera melanjutkan pertandingan dengan baik. Adapun di Indonesia, tak jarang kita menyaksikan persitegangan antara dua pemain, namun merembet pada pemain lain sehingga menyebabkan perkelahian massal antarpemain.
Marah ternyata bisa ditinjau dari berbagai aspek, termasuk juga dari aspek agama. Dalam ajaran Islam, ada beberapa ayat dan hadis Nabi yang menjelaskan tentang marah. Dalam penjelasan-penjelas an tersebut disebutkan bahwa alangkah lebih baiknya apabila kita bisa menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Namun, hal ini juga tidak berarti bahwa kita tidak boleh marah, sebab Nabi juga pernah marah dan marah dalam batas-batas tertentu justru bisa membawa dampak positif bagi manusia.
Anger is a completely normal, usually healthy, human emotion. But when it gets out of control and turns destructive, it can lead to problems.