Powered By Blogger

Jumat, 14 November 2014

Cara mengajar
Tips Buat Guru Saat Mengajar Disekolah
Mengajar Banyak Murid
ditulis oleh Lianneke Gunawan dari berbagai sumber
Sebentar lagi sekolah dimulai dan untuk para rekan-rekan pengajar harus mempersiapkan diri untuk mengajar kelas dengan jumlah murid yang bervariasi. Kelas yang terdiri dari beberapa murid saja akan lebih mudah untuk diatur, sedangkan apabila murid berjumlah banyak, seorang guru harus mempersiapkan strategi agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dimengerti oleh seluruh murid.
Pada saat tahun ajaran baru dimulai, cobalah untuk menumbuhkan dan menciptakan suatu sikap belajar yang baik di antara guru dengan murid. Jelaskan pula beberapa aturan yang jelas dan dapat dimengerti oleh murid, seperti:
* Mereka harus belajar dalam suasana tenang.
Berikan pengertian bahwa suasana belajar dan mengajar yang tenang akan membantu guru untuk dapat mengajar dengan baik dan murid mengerti pelajaran yang diajarkan.
* Murid boleh berbicara, bicara dengan volume suara kecil; tidak menganggu proses belajar mengajar.
Berikan pengertian bahwa disaat guru menerangkan, murid hendaknya mendengarkan. Namun apabila keadaan mendesak dan murid harus berbicara dengan teman sebelahnya, sebaiknya dilakukan dengan berbicara pelan.
* Bagi murid yang sudah mengerjakan tugasnya, sibukkan mereka dengan membaca buku.
Saat murid sudah selesai mengerjakan tugas kelasnya, berikan tugas lain kepada mereka seperti membaca buku. Dengan demikian mereka tidak akan mengganggu murid lain yang belum selesai.
* Pergunakan suasana diluar kelas untuk menghindari kebosanan murid di dalam kelas.
Kegiatan ini dapat dilakukan sekali-sekali agar kegiatan belajar menjadi tidak monoton. Caranya ajak sebagian murid keluar kelas dan ajarlah mereka di udara terbuka sedangkan sebagian murid lainnya tetap ada di kelas. Setelah beberapa saat lakukan hal ini bergantian dengan kelompok yang ada didalam kelas. Cara ini sebaiknya dibantu dengan asisten pengajar sehingga murid tetap terkontrol.
* Manfaatkan belajar kelompok.
Buatlah beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai 8 murid. Tunjuk seorang ketua dalam masing-masing kelompok untuk bertanggungjawab atas kelompoknya. Dengan demikian dapat membantu guru memonitor situasi belajar mengajar.
Semoga tips diatas membantu dan seluruh tim Dunia Belajar mengucapkan “Selamat memulai tahun ajaran baru!”
Cara Mengajar yang Baik
4 April 2007 oleh enon
Seperti apakah guru ideal itu? Setiap orang bisa menyodorkan daftar panjang berisi kriteria-kriteria untuk menjawab pertanyaan ini. Daftar tadi bisa jadi merujuk pada berbagai referensi—kesiapan materi, cara memperlakukan anak didik, tingkah laku, dan lain-lain—yang bisa jadi berbeda-beda bagi setiap orang.
Tapi, daripada pusing menyusun berbagai macam kriteria, mengapa tidak kita tanya saja anak-anak tentang guru yang baik menurut mereka? EENET Asia menurunkan sebuah laporan tentang guru ideal dalam pandangan anak-anak di China dan Pakistan, tetapi agaknya berlaku pula universal.
Simaklah beberapa komentar anak-anak di China.
Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah.
Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.
Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah”. Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.
Anak-anak di Pakistan berpendapat tentang guru yang baik:
Guru kami tahu nama tiap anak.
Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.
Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’. (aap adalah bentuk sopan ‘kamu’ di Pakistan)
Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.
Paragraf terakhir pada tulisan tersebut agaknya mengena dan menggambarkan secara jelas bagaimana seharusnya seorang guru ideal:
Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.

Cara Mengajar

Posted on by rhin
Cara mengajar tiap pengajar itu beda-beda, menurut pengalaman gw ada beberapa garis besar dari dosen yang pernah gw alami diajar olehnya. Ada yang ngajarnya enak, ada juga yang ngajarnya bikin ngantuk. Gw sebagai yang pernah diajar dan juga harus mengajar kadang2 mengadaptasi beberapa cara yang gw anggap perlu (tergantung kebutuhan saja). Pada dasarnya gw ingin punya style ideal dalam ngajar, tapi prakteknya gw masih sering gagal :|well..berikut ini beberapa cara mengajar yang bisa gw kategorikan
  • Membaca Slide : Biasanya cara mengajar seperti ini bikin ngantuk, dan kalau udah begini mahasiswa suka males memperhatikan karena mereka akan pikir, ya ntar juga bisa di fotokopi. Cara ini benar-benar cara yang membosankan, belum lagi kalo dosen yang membaca slidenya suaranya pelan dan ga peduli kalo ada yang buat keributan di belakang :(. Cara seperti ini efektif kalo ingin mengajar dengan cepat (slide abis mahasiswa boleh pulang) Kadang gw adaptasi cara ini kalo gw udah terlalu lelah untuk bercerita banyak dan gw pun ingin cepat pulang :P
  • Bercerita : Cara seperti ini sedikit lebih menarik untuk didengarkan, apalagi kalo pengajarnya suka bercerita hal-hal yang menarik dan lucu, tapi kadang2 masalahnya materi yang harusnya di ajarkan pada hari itu jadi ga selesai, pas ujian jadi bingung dan malah harus belajar sendiri, cara seperti ini efektif untuk menarik perhatian kelas, tapi kadang2 ya jadi sering keluar dari topik aja sih, belum lagi kalo tingkat pencapaian gw ga sejalan dengan apa yang diceritakan dosennya :(. Cara ini kadang gw adaptasi dengan memberikan ilustrasi-ilustrasi yangbersesuaian dengan harapan membawa imajinasi kelas dalam penerapan teori-teori yang ada
  • Menulis di papan : cara seperti ini efektif kalau kita punya waktu terlalu banyak sedangkan materinya sangat sedikit. Jadi tulis materi yang ada di papan tulis, tunggu mahasiswa untuk menuliskannnya di catatan masing2 (kecuali mahasiswa yang berniat fotokopi catatan temannya) dan kemudian jelaskan apa yang dituliskan di papan tulis tadi sampai semua orang mengerti, kalau perlu di ulang berkali-kali disertai contoh yang banyak
  • Latihan soal : cara ini efektif untuk pelajaran yang membutuhkan perhitungan dan melibatkan rumus-rumus, jadi diberikan beberapa soal untuk dikerjakan di kelas, tunggu beberapa waktu, kemudian minta mahasiswa maju untuk mengerjakan soal latihan bergantian didepan kelas, dengan cara ini lumayan bisa menghemat tenaga, dan biasanya mahasiswa akan lebih mengerti (terutama yang emang bisa mengerjakan ke depan kelas)
  • Berceramah : Bila merasa diri sudah cukup senior, bisa juga materi hari itu digantikan dengan ceramah yang panjang dan lebar, berikan nasehat-nasehat dalam hidup ini, kalau perlu tambahkan dengan beberapa pertanyaan yang sepertinya mudah tapi ternyata sulit untuk didefinisikan, cara ini diulang-ulang selama beberapa minggu pertama pertemuan, hal ini cukup berhasil memformat pola pikir mahasiswa :P
  • Memberikan ujian mendadak : ini cirikhas dosen yang ga tau mau ngapain dan kurang persiapan, tapi kadang-kadang karena kesel ngeliat tingkah laku mahasiswa yang bandel-bandel :P
  • Tugas Presentasi: disatu sisi cara seperti ini diharapkan efektif untuk membuat mahasiswa mengerti materi dengan mantap, tapi disisi lain sebenarnya ini berguna kalau malas ngajar, jadi biarkan mahasiswa saling mengajari :)
  • Diskusi : Cara ini hampir mirip dengan presentasi, jadi mahasiswa diberikan tugas dulu, kemudian didiskusikan didepan kelas, dengan cara ini diharapkan mahasiswa mengerti materi dan diberikan tambahan mengenai hal-hal yang masih kurang dimengerti
Dari semua cara diatas, gw ga bilang cara tersebut ga bagus, tapi menurut gw, cara yang baik adalah mengkombinasikan beberapa cara sekaligus, ada baiknya menugaskan mahasiswa membaca dulu bahan kuliah, supaya di kelas penerimaan mereka bisa lebih cepat, tapi memberikan kepercayaan kepada mahasiswa secara penuh untuk belajar sendiri juga kurang baik, karena menurut pengalaman gw baik sebagai dosen maupun sebagai mahasiswa, belajar mandiri itu sangat jarang dilakukan :P
Buat gw, mengajar sesuatu itu harapannya yang diajar mengerti, karena itu gw akan mengkombinasikan slide, cerita, latihan soal dan diskusi dikelas serta di bumbui sedikit ceramah supaya mahasiswa kelas gw bisa ngerti dan punya format yang bagus :D. Umm..gw merasa gw udah cukup toleran sebagai dosen, tapi dimana-mana ada mahasiswa yang suka ‘ngelunjak’, udah dikasih hati malah minta jantung, dibaikin malah jadi kurang ajar, untuk mahasiswa seperti itu gw ga ngasih ampunan, gw bisa tegas (dan mungkin bisa jadi ada yang jadi benci ama gw).
Well..udah cukup panjang postingan gw, anyway satu kunci untuk mendapat perhatian dari mahasiswa adalah : mereka sangat peduli dengan yang namanya nilai, gw ga ngerti kenapa mahasiswa umumya sangat nilai oriented, nah untuk membuat gw didengarkan biasanya gw nyebut2 kata ujian :Dso far cara seperti itu cukup berhasil :)
Mngjr
Seperti apakah guru ideal itu? Setiap orang bisa menyodorkan daftar panjang berisi kriteria-kriteria untuk menjawab pertanyaan ini. Daftar tadi bisa jadi merujuk pada berbagai referensi—kesiapan materi, cara memperlakukan anak didik, tingkah laku, dan lain-lain—yang bisa jadi berbeda-beda bagi setiap orang.

Tapi, daripada pusing menyusun berbagai macam kriteria, mengapa tidak kita tanya saja anak-anak tentang guru yang baik menurut mereka? EENET Asia menurunkan sebuah laporan tentang guru ideal dalam pandangan anak-anak di China dan Pakistan, tetapi agaknya berlaku pula universal.

Simaklah beberapa komentar anak-anak di China.

Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah.

Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.

Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah”. Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.

Anak-anak di Pakistan berpendapat tentang guru yang baik:

Guru kami tahu nama tiap anak.

Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.

Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’. (aap adalah bentuk sopan ‘kamu’ di Pakistan)

Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.

Paragraf terakhir pada tulisan tersebut agaknya mengena dan menggambarkan secara jelas bagaimana seharusnya seorang guru ideal:

Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar sobat sangat berguna untuk kebaikan blog ini di masa depan ,,tapi jangan pilih SPAM.
Semoga tulisan2 ini bisa membantu sobat2 untuk menggali wawasan dan pengetahuas...
.............SALAM SUKSES..................